top of page

PEMBUATAN DAN PERBANYAKAN AGENSIA PENGENDALI HAYATI (APH)

20220623_115938.jpg
20230807_190724_0000.png

1

APH PADAT

Agens Pengendali Hayati Padat adalah Agens pengendali hayati yang dikembangkan pada media padat berupa beras, menir beras dan jagung pecah giling

2

APH CAIR

Senyawa organik yang tidak secara langsung terlibat dalam pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi organisme secara normal dan dibentuk atau mendekati tahap stasioner pertumbuhan

IMG_9193 (1).JPG

Agensia Pengendali Hayati Padat

Terdapat beberapa jenis jamur yang saat ini dikembangkan di UPTD Balai Perlindungan Perkebunan Provinsi Jawa Barat menjadi APH Padat yaitu:

  • Beauveria basiana

  • Trichoderma spp.

  • Paecilomyces fumosoroseus

  • Metarhizium anisopliae

 

IMG_9193 (1).JPG

Alat dan Bahan

Alat:​

  1. Box inokulasi

  2. Langseng

  3. Rak inkubasi

  4. Kipas

  5. Bakul plastik, baskom, dan nampan

  6. Kompor gas

  7. Lilin/bunsen

  8. Sendok

  9. Botol kaca kecil

  10. Centong kayu/plastik

  11. Semprotan

  12. Spidol dan hekter

Bahan:​

  1. Jagung pecah/beras menir

  2. Stater APH

  3. Plastik tahan panas ukuran ¼ kg

  4. Kapas

  5. Alkohol 70%

  6. Spiritus

Langkah Pembuatan

Tahap I Membuat media jagung pecah/beras menir:

  1. Menampih atau memisahkan jagung pecah/beras menir dari kotoran;

  2. Mencuci jagung pecah/beras menir menggunakan air bersih yang mengalir;

  3. Mengukus jagung pecah/beras menir menggunakan langseng hingga tekstur jagung pecah/beras menir gigih yaitu sudah tidak keras tetapi tidak terlalu empuk (± 60 menit);

  4. Mendinginkan jagung pecah/beras menir pada nampan plastik hingga tidak ada uap panas dengan menggunakan kipas angin atau kipas;

  5. Jika jagung pecah/beras menir sudah dingin, masukkan ke dalam plastik tahan panas sebanyak 100 gram atau kira-kira satu genggam tangan atau sepertiga dari bagian plastik;

  6. Mengukus/mensterilisasi jagung pecah/beras menir yang sudah dimasukkan ke dalam plastik selama 60 menit. Langkah ini sebagai upaya untuk mengurangi kontaminasi dari jamur ataupun bakteri udara;

  7. Setelah satu jam, jagung pecah/menir beras kembali didinginkan dan disimpan pada baki plastik selama 24 jam;

  8. Proses inokulasi dilakukan setalah proses pendinginan selesa atau keesokan harinya setelah proses sterilisasi

 

Tahap II Menginokulasi / memindahkan starter APH ke media:

  1. Mensterilisasi Box Inokulasi dengan mengusapkan seluruh permukaan box menggunakan Alkohol 70%;

  2. Menyalakan lampu bunchen/lilin di dalam box inokulasi;

  3. Menyiapkan stater jamur APH, media jagung pecah/menir beras yang telah disterilisasi, sendok yang telah disterilisasi, kapas, alat pelabelan/spidol, dan hekter;

  4. Membuka perlahan media jagung pecah/beras menir di sekitar lampu bunchen, lipat mulut plastik agar memudahkan proses inokulasi;

  5. Memasukkan stater jamur APH sebanyak 1 sendok makan ke dalam media jagung pecah/beras menir;

  6. Menutup rapat mulut plastik media jagung pecah/menir beras maupun stater jamur APH dan mendekatkannya di sekitar lampu bunchen, hindari jari atau media apapun masuk ke dalam plastik;

  7. Mengocok media jagung pecah/menir beras yang telah diinokulasi dan memberi label. Jika jamur APH yang diinokulasikan adalah jenis Baeuveria bassiana, Metarhizium sp., dan Paecilomyces maka plastik media jagung pecah dapat diberi hekter agar lebih tertutup rapat.

  8. Keterangan label: jenis jamur APH dan tanggal inokulasi (misal: Trichoderma spp. 08 Agustus 2023);

  9. Menyimpan dengan rapi pada rak inkubasi dan melihat pertumbuhannya selama 5-7 hari;

  10. Ciri khas Jamur APH yang siap aplikasi adalah:

    • Jamur Trichoderma spp. : berwarna hijau terang

    • Jamur Beauveria bassiana : berwarna putih

    • Jamur Metarhizium sp. : berwarna hijau gelap

    • Jamur Paecilomyces sp. : berwarna abu keunguan

Agensia Pengendali Hayati Cair

(Metabolit Sekunder)

Salah satu turunan dari APH Padat yang mudah larut dalam air, tidak meninggalkan residu berbahaya, ramah lingkungan, memiliki hormon zat tumbuh, serta memiliki daya simpan yang lebih lama (± 1 tahun)

20220630_101052.jpg
20220630_101052.jpg

Alat dan Bahan

Alat:​

  1. Jerigen plastik kapasitas 5 liter

  2. Pengaduk

  3. Sendok

  4. Kompor gas

  5. Saringan plastik

  6. Corong

  7. Panci

  8. Ember

  9. Mesin shaker *jika ada

Bahan:​

  1. Air cucian beras pertama dan kedua (4 liter) atau tepung beras (6 sendok makan/4 liter air);

  2. Air kelapa tua (1 liter);

  3. Gula pasir (5 sendok makan);

  4. Stater jamur APH;

  5. Akuades atau air matang;

  6. Pemutih baju

Langkah Pembuatan

20230809_085738.jpg
20230809_095109 (1).jpg
20230809_132703.jpg
20230809_132338 (1).jpg
  1. Memasukkan air cucian beras sebanyak 4 liter, air kelapa tua sebanyak 1 liter, dan 5 sendok makan gula pasir ke dalam panci;

    • Jika bahan yang digunakan menggunakan tepung beras, maka dapat mencampurkan 6 sendok makan tepung beras ke dalam 4 liter air, aduk hingga homogen. Kemudian dicampurkan dengan air kelapa tua dan gula pasir pada panci;

  2. Merebus ketiga bahan tersebut hingga mendidih, sambil sesekali mengaduk perlahan agar tercampur rata dan tidak ada gula yang mengendap di dasar panci;

  3. Sambil menunggu media cair mendidih, mensterilisasi jerigen dengan pemutih baju sebanyak 1 tutup botol/1 liter air. Kemudian bilas hingga tidak tercium aroma pemutih baju, lalu dikeringanginkan;

  4. Media yang telah mendidih, dimasukkan ke dalam jerigen yang telah disterilisasi sebanyak 2,5 liter (setengahnya dari kapasitas jerigen), kemudian tutup rapat dan dinginkan dengan cara direndam pada air mengalir atau ember berisi air;

  5. Menyiapkan starter jamur APH yang dimasukkan ke dalam 200 ml air matang atau akuades, aduk hingga spora jamur terlepas dari media padat dan tercampur dengan air (selanjutnya disebut biang jamur APH);

  6. Memasukkan stater jamur APH ke dalam media cair yang telah didinginkan, 200 ml untuk 2,5 – 3 liter media cair;

  7. Mengocok wadah jerigen sebanyak 3-4 kali sehari, dengan durasi pengocokan 5-10 menit. Proses pematangan berlangsung 5-14 hari, semakin sering dikocok maka media akan lebih cepat matang atau siap diaplikasikan. Tujuan pengocokan yaitu untuk menghasilkan sisa metabolisme/keringat dari spora jamur atau mikroba.

  8. Ciri khas media yang telah siap aplikasi adalah tercium aroma segar seperti tape dan tidak berbau busuk.

bottom of page